Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan

November 5, 2009 at 3:56 am (Uncategorized) ()

A.Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering di sebut sebagai manajer keuangan. Dua kegiatan utamanya adalah kegiatan menggunakan dana dan mencari pendanaan. Dua kegiatan utama tersebut disebut sebagai fungsi keuangan.
Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan aatau financial market. Pasar keuanagan menunjukkan pertemuan antara demand dan supply akan dana. Dana tersebut kadang dipisahkan menjadi dana jangka pendek (pasar uang) dan jangka panjang (pasar modal). Danan yang diperoleh kemuadian diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Kegiatan menanamkan dana mengakibatkan perusahaan memiliki active riil. Dari kegiatan menanamkan dana ini perusahaan mengharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih besar dari pengorbanannya.
Kesimpulannya, manajer keuangan harus mengambil keputusan tentang:
1.Penggunaan dana (investasi)
2.Memperoleh dana (pendanaan)
3.Pembagian laba (kebijakan deviden)
B.Tujuan Manajemen Keuangan
Secara normatif, tujuan kjeputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Yang dimaksud dengan nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan trersebut dijual.
Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

C.Keuangan Perusahaan
Perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yaitu:
– perusahaan bisa dimiliki oleh lebih dari satu orang
– ada peraturan-peraturan tersendiri yang berlaku untuk perusahaan
– penggunaan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan dalam perusahaan.
Kekhususan yang pertama menunjukkan arti pentingnya tujuan normatif keputusan keuangan. Apabila perusahaan dimiliki lebih dari satu orang, maka dapat saja terjadi ketidak-sepakatan antar pemilik perusahaan. Konflik dapat diatasi jika semua pemilik sepakat bahwa alternatif yang dipilih adah alternatif yang akan menaikkan kekayaan pemilik perusahaannyang terbesar.
Kekhususan yang kedua ditunjukkan antara lain peraturan pajak. Bagi perusahaan, pembayaran bunga utang dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak. Jadi perusahaan yang mempunyaii hutang yang besar memiliki bungan yang besar sehingga akan membayar pajak dalam jumlah yang kecil. Sebaliknya jika perusahaan mampunyai utang yang sedikit, maka beban pajaknya yang akan diperbesar.
Kekhususan yang ketiga sering menyebabkan orang-orang mengira bahwa manajemen keuangan perusahaan sama dengan akuntansi. Hal ini tidak benar karena masalah-masalah keuangan pada dasarnya hanya menyangkut tentang kegiatan untuk menggunakan dan memperoleh dana. Menyusun informasi keuanganlah yang membutuhkan prinsip akuntansi, namun manajer keuangan hanya bertindak sebagai pemakai informasi keuangan. Penyusun informasi keuangan adalah pihak akuntansi.

D.Keuangan Perusahaan dan Agency Theory
Bagi peruasahaan yang berbentuk perseroan terbatas seringkali terjadi pemisahan antara pengelola perusahaan (agen) dengan pemilik perusahaan (principal). Tanggung jawab pemilik hanya terbatas pada modal yang disetorkan sehinggan jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka kekayaan pribadi tidak akan distorkan dalam upaya menutupi kerugian. Hal ini dapat memungkinkan munculnya masalah-masalah keagenan (agency problems) antara pemilik perusahaan dengan pihak manajemen atau antara pemegang saham dengan pemegang obligasi.
Masalah keagenan menunjukkan bahwa tujuan normative yaitu keputusan hendaknya diambil untuk kepentingan pemengang saham, perlu di berikan catatan yaitu pertama perlu diciptakan mekanisme monitoring agar pihak agent memang melakukannya dan kedua, pihak kreditur mungkin akan meminta persyaratan-persyaratan agar kepentingan mereka terlindungi.

E.Perkembangan Manajemen Keuangan
Pada tahun 1920-an capital budgeting dirumuskan. Model ini menjelaskan perlunya diperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi. Pada tahun 1950-an Harry Markowitz merumuskan portfolio theory yang kemudian dikembangkan menjadi capital asset pricing model. Teori dan model trersebut berguna dalam merumuskan resiko yang relevan untuk investasi. Pada tahun 1970-an muncul arbitrage theory dan option pricing theory. Teori pertama memberikan alternatif untuk menaksir harga. Sedangkan teori yang kedua menjelaskan bagaimana suatu opsi ditaksir nilainya.

Tinggalkan komentar